Minggu, 10 Juni 2012

Sahabat, Tahukah kamu apa sisi negatif pacaran??

Sahabat..
Pada zaman modern seperti sekarang ini istilah pacaran mungkin sudah tidak tabu lagi, mulai dari remaja yang menginjak bangku sekolah tingkat pertama hingga menjadi mahasiswa, pacaran adalah hal yang biasa dan bahkan bisa di katakan gak gaul gak punya pacar, gak laku dan sebagainya. Sehingga remaja sekarang mengambil sebuah kesimpulan bahwa pacaran itu harus dengan alasan yang bermacam-macam, mereka pada gengsi kalau gak punya pacar, malu jalan sendiri hingga tidak berani keluar beli makan sendiri karena melihat teman-temannya pada boncengan bareng, jalan bareng, hingga akifitas sehari-hari bareng.
Awal mulanya para remaja menganggap  pacaran adalah awal sebuah pembelajaran dengan mencoba mengerti karakter dan kepribadian masing-masing. Argumentasinya adalah sebelum memastikan menuju ke proses pernikahan ada bagusnya mengenal dulu calon pasangan tersebut yaitu dengan cara pacaran.  Tapi apakah benar kesimpulan seperti itu?
Justru sebaliknya, pacaran adalah sesuatu yang irrasional atau tidak rasional. Dengan pacaran orang terpaksa, secara sadar atau tidak, untuk mencari kesempurnaan. Pembandingan selalu terjadi: dia lebih baik, dia lebih perhatian, dia lebih cakep, dia lebih pintar, dia lebih memahaimi saya dsb. Sehingga pacaran bertujuan menemukan sesorang yang sempurna. Padahal insan yang jatuh jatuh cinta (hati) berdasar pada ketidaksempurnaan: Canda dia,  senyum dia, cara dia berbiacara, suara saat tertawa, sendu saat menangis hingga wajahnya ketika bengong. Singkatnya kita  justru hanya bisa mengerti yang tak sempurna.
Apakah banyak pacaran juga bisa menjadi kutukan. Semakin banyak bekas pacar, semakin banyak kemungkinan membanding-bandingkan. Jika akhirnya menikah, bagaimana membicarakan bekas pacar dengan pasangan? Padahal bekas pacar itu punya andil  membentuk diri kamu, kepribadian kamu dan karakter kamu sekarang setelah menikah. Menyakiti dan disakiti tak bisa hilang begitu saja karena itu bagian dari pengalaman pribadi. Bekas pacar adalah termasuk pengalaman penting, tapi terpaksa ditekan dari kenangan yang terus menghntuimu. Semakin banyak bekas pacar, semakin banyak yang harus ditekan.
Teori ini bersifat terbalik dengan masa-masa dulu, karena dulu menjelaskan bahwa pasangan zaman dahulu lebih banyak yang abadi padahal mereka di jodohkan oleh orang tua mereka. Jawabannya mungkin karena mereka tidak tahu, belum pernah pacaran atau sedikit pacaran, sehingga mereka tidak mempunyai referensi pembanding yang kadang kita bingung karena mencari kesempurnaan..
Pelajaran yang dapat di petik adalah: Jangan terlalu banyak pacar dan sering berganti-ganti pacar karena kamu bakal terus menerus melakukan perbandingan yang akhirnya membuat kamu stress dan bingung sendiri. Karena perbandingan hal semacam ini bisa tak berhenti meskipun telah menikah. Kesimpulannya pacaran justru kebalikan sifat  mencari ilmu,  semakin banyak mencari, semakin tidak menemukan yang dicari.
karena pada hakikatnya kita mencari pasangan berdasar pada ketidaksempurnaan..sehingga punya tanggung jawab bersama-sama dalam melengkapi kekurangan itu..
Pikirkan lah dengan bijak wahai sahabat…..


0 komentar: