ANTARA AKU, KAMU, DIA DAN MANTAN PACARMU
Hubunganku kandas dengan Kevin
kemaren sore. Sungguh rasanya berat sekali rasanya setelah putus dari
Kevin. Kevin merupakan cowok idamanku yang juga merupakan cowok idaman
para cewek. Aku tak bisa terima ketika Kevin memutuskan aku. Aku sayang
banget sama dia. Hidupku terasa hampa setelah putus dari Kevin. Nggak
ada semangat seperti dulu lagi, kuliahku berantakan banget bahkan diri
ku sendiri tak terurus lagi. Sunnguh aku tak mau dengan cowok lain, aku
masih ingin mengejar cinta Kevin sehingga bisa membuat Kevin balik lagi
sama aku. Apapun cara ku lakukan agar kevin bisa kembali kepelukanku
lagi. Tapi ku rasa semakin hari Kevin makin jauh dari aku ntah apa
penyebabnya. Pagi ini tanpa sengaja aku merabrak seseorang cowok yang
paling angkuh disekolah. Ini cowok benar – benar belagu melebihi
belagunya Kevin.
“Jalan pake mata dong jelek” bentak cowok itu
“ Bodoh,,,jalan tu pakai kaki bukan pake mata” jawabku
Cowok itu pergi meninggalkanku tanpa membantuku membereskan buku –
bukuku yang berjatuhan dilantai. Pagi ini benar sial bagiku bertabrakan
dengan cowok belagu key gitu. Setelah selesai merapikan buku ku akupun
berjalan menuju kelas. Aku berpapasan dengan Kevin yang jalan berdua
dengan mantan pacarnya Maya. Kevin cuek aja melihatku, sungguh hatiku
nggak karuan saat itu. Akupun melanjutkan perjalanan ke kelas. Setelah
sampai kelas ku liat gerombolan cewek pada sibuk ngerumpi.
“ Keyla gabung sini donk” panggil Noni temanku
“ Pada omongin apa sih?” tanyaku
“ itu loh senior kita, si Alfi”
“ Apa istimewahnya cowok itu, belagu key gitu”
“ Sama aja belagunya sama si Kevin”
“ Beda ya, Kevin tu nggak belagu seperti dia”
“ Udahlah la, lupain Kevin, jangan hidup dimasa lalu, pikirkan masa depanmu” kata si Ima
“ Ngomong mah mang gampang non, pi prakteknya susah”
Semua pada diam karna dosen sudah masuk. Mata kuliah kali ini sungguh
membuatku nggak konsentrasi. Pikiranku masih ke Kevin yang jalan lagi
sama mantan pacarnya.
“ Apakah Kevin balikan lagi sama mantannya?” pikirku
Aku tidak bisa konsentrasi sama mata kuliah kali ini pikiranku melayang
kemana – kemana. Pikiranku benar – benar kacau kali ini. Tanpa disadari
ternyata mata kuliah sudah berakhir, dan tanpa ku sadari aku dikagetkan
suara cowok:
“ Jeleeekkkkkk ngapain melamun?”
Aku menoleh dengan kaget, ternyata sudah ada Alfi berdiri dibelakangku.
“ Kenaa bodoh?
Teman – teman yang lain pergi sambil senyum – senyum. Aku nggak habis pikir ngapain nih cowok belagu didekatku pula.
“ Ada apa bodoh?”
“ Temani aku kekantin yok, aku bosan nggak ada teman ni”
“ Nggak mau bodoh, temanmu kan banyak”
“ Pi aku maunya sama sijelek”
Alfipun menarik tanganku tanpa menunggu persetujuan dariku. Aku ngikut
aja habis mau gimana lagi. Pas jalan kekantin aku melihat Kevin lagi
sama mantannya. Sepertinya mereka juga mau kekantin. Mereka tampak mesra
sekali,
“ Liatin apa jelek?” tiba-tiba aku dikagetkan suara Alfi.
“ Nggak apa-apa kok”
“ Jelek kamu masih sayang ya ma Kevin?”
Aku hanya mengangguk pelan.
“ Udahlah cari aja cowok baru, masih banyak yang ganteng kok daripada dia”
“ mungkin, tapi yang namanya hati nggak bisa dipaksain bodoh”
“ Udahlah,,yok makan”
Hari-hari ku lewatkan bersama Alfi. Setelah mengenal dia ternyata tu
anak nggak belagu-belagu banget. Dia anaknya baik banget tapi ntah
kenapa kok dia keliatannya belagu banget. Hmmmmm tiba-tiba pikiranku
kembali kepada Kevin dan mantannya. Sungguh aku cemburu banget melihat
mereka berdua. Ntah kapan lagi masanya aku jalan sama Kevin. Aku nggak
butuh cowok ganteng manapun, cowok setajir apapun, yang aku butuh adalah
Kevin. Hanya ada nama Kevin dihati ini.
Hari
ini aku kaget banget tiba-tiba Kevin datang kerumahku pukul 19.00 WIB.
Aku bahagia sekali dengan kedatangannya tapi tetap ada tanda tanya
dibenakku ada apa dia kerumah. Setelah kutemui dia diteras rumah ku
tanya maksud kedatangannya,
“ Ada apa Vin?”
“ Cuma Silaturahmi, apa kabarnya?”
“ Hmmm kirain mw minta balikan” pikirku
“ Hey kenapa melamun??
“ Ohw gpp kok, kabarku baik, dirimu?” jawab ku kagaet
“ Aku baik-baik aja, akhir-akhir ni kamu dekat ma Alfi ya, pacaran ya?
“ Nggak kok temanan biasa aja” jawabku dengan cepat
“ Ohw gitu ya, santai ajalah jawabnya”
“ Kamu balikan ya ma mantanmu?”
“ Hmmm lom sih,, masih PDKT aja, kan dirimu tau low dia cinta pertamaku”
“ Tapi kan ada yang lebih sayang padamu”
“ Ku juga rasa kok low dia juga sayang sama aku, sayang dia pasti melebihi siapapun, ku sangat menyayangi dia la”
“ Ohw ku doain moga dia tak sayang ma kamu”
“ Kok gitu?”
“ Biar kamu bisa kembali padaku lagi, aku masih sayang ma kamu”
“ Sampai kapanku nggakkan bisa melupakn Liza la, mending kamu cari yang baru aja, low nggak gimana kita TTM aja”
Tanpa pikir panjang aku mau aja yang penting aku bisa dekat lagi sama
Kevin. Memang Setelah kejadian malam itu kami sama Kevin sering jalan
bareng lagi. Low dikampus Kevin sering sama mantannya tapi low diluar
jam kampus Kevin sering jalan beduaan ma aku. Sebenarnya hubungan Kevin
sama mantannya masih belom pacaran. Jadi aku masih kesempatan untuk
menarik hati Kevin. Kedekatan aku dan Kevin ternyata ketauan juga sama
anak kampus termasuk teman-teman dan Alfi. Sore itu aku dan Alfi sedang
jalan ketaman kota. Alfi menanyakan semuanya dan sebagai teman yang
dekat saat ini aku ceritakan semua apa yang terjadi dengan jujur.Alfipun
mendoakan semoga hubungan kami baikan seperti dulu kalah. Tak lama
kedekatan kami tiba-tiba Kevin menjauhiku lagi. Pagi ini aku berniat
untuk menemui Kevin dikampus. Aku menemui Kevin kebetulan lagi sendiri
ditaman kampus.Aku mendekatinya, dia kaget tiba-tiba aku ada
disebelahnya,
“ Vin aku mau ngomong”
“ Ngomong aja” jawabnya jutek
“ Kok kamu menjauhi aku lagi”
“ Mending kita jauhan aja,ku nggak mau ntar gara-gara aku dekat kamu ku nggak bisa dapatin Liza”
“ Jadi aku kamu jadikan untuk pelampiasanmu aja Vin, kamu jahat banget”
“ Kan dari awal kamu dah tau, kamu ja yang mau TTM, udalah lupain aja semua”
“ Dengan gampangnya kamu bilang lupakan semua”
“ Udah deh, Nggak punya harga diri banget ngemis-ngemis cintanya cowok,
udah nggak laku lagi ya, udah dibilang aku tuh nggak punya perasaan
pa-pa lagi sama kamu, dulu aku pacaran ma kamu Cuma untuk pelarian ku
aja pas putus sama Liza and sekarang hubungan kami membaik jadi tolong
kamu jangan jadi penghalang hubungan kami” bentak Kevin.
Aku kaget dengar ucapannya, dengan kesal aku tampar dia.
“ Tega kamu mainin perasaanku”
“ Terserah kamu, sampai kapanpun aku takkan bisa mencintaimu”
“ Cukup aku tau kamu vin, kamu tu laki-laki jahat”
Akupun meninggalkan Kevin disana sendirian yang masih terpaku. Dijalan ku bertabrakan dengan Alfi.
“ Jelek jalan hati-hati donk”
Aku tak menghiraukan Alfi dan lansung aja meninggalkan dia, tapi Alfi mengejarku.
“ Jelek kamu kenapa lagi?”
“ Aku nggak apa-apa bodoh, tolong biarkan aku sendirian”
“ Tapi....” terputus
“ Aku nggak butuh kamu sampai kapanpun, pergi kamu”
“ Kamu bisa cerita ma aku, ada apa lagi?”
“ Aku nggak butuh kamu,,pergi......”
“ OK low begitu semoga kamu nggak apa-apa” Alfi meninggalkan ku
Tiba-tba aku merasa nggak mau ditinggalin Alfi, aku kejar Alfi
“ Jangan tinggan tinggalkan aku sendiri” aku memeluknya sambil menangis
Sungguh hancur perasaanku saat itu, orang yang aku sayangi tega berbuat begitu.
“ Ya udah jangan cengeng gitu jelek, jelek tau”
“ Biarin aja”
“ Kamu tuh kenapa?”
“ Ternyata Kevin jadian ma ku Cuma sebagai pelarian aja fi, dia bilang aku cewek nggak punya harga diri.”
“ Memang kok”
“Kok kamu ngomong gitu”
“ Iyalah ngapain kamu masih mengejar-mengejar dia”
“ Ihhhh kamu ngesalin ya”
“ Bercanda aja kok”
Alfi selalu menghiburku kalau aku sedang galau. Setelah aku pikir-pikir,
Alfi ku jadiin pacarku untuk membuktikan pada Kevin low aku masih ada
cowok yang mencintaiku. Sebenarnya aku benci sama Alfi, nggak
ketertarikanku sama sekali pada Alfi makanya ku lakukan semua sesukaku.
Dia tak pernah marah. Bahkan semua tugas kuliahku ku suruh dia yang
kerjain. Apa-apa sesukaku bahkan aku manja kali sama dia. Dia lebih
banyak mengalah. Sebenarnya aku mulai bosan pacaran sama dia karna
pacaran sama dia tidak membuat Kevin melirik cemburu padaku. Tapi Alfi
nggak pernah marah ma aku low aku buat masalah ma dia. Pagi itu Alfi
datang terlambat kekampus, padahal tugasku ada sama dia. Ku telpon dia
“ Kemana aja sih,,tugasku mana?”
“ Sabar sayang, bentar lagi aku nyampai”
“ Cepatan, low telat kita putus”
Ku tunggu-tunggu Alfipun belum juga datang. 30 menit berlalu Alfipun
nggak datang-datang. Padahal dosen sudah masuk, dengan kesal ku telpon
lagi Alfi. 2 kali telpon tak diangkatnya, aku bertambah kesal tak
biasanya dia seperti ini. Aku memutuskan untuk masuk kelas meskipun
tanpa tugas. Ternyata setelah selesai ngampus Alfi juga nggak
nampak-nampak dikampus.
Sudah 2 hari Alfi menghilang dari peredaran kampus, nomor Hpnya sudah
nggak aktif lagi. Aku mulai merasa kesal dengan dia lalu aku tanyain
sama teman-temannya. Trenyata tak satupun yang tau kebradaan Alfi. Au
bingung mau cari dia kemana, selama ini aku nggak mau tau dia tinggal
dimana. Tiba-tiba dalam kebingungan, teman-temanku menemukan jawaban
semuanya.
“ Alfi kecelakaan waktu berangkat kekampus 2 hari yang lalu la”
“ Apa? Tanyaku kanget
“ Iya waktu itu dia ngebut jadinya dia kecelakaan n meninggal dunia”
Rasanya nafas berhenti, hari itukan aku yang paksa dia buat cepat-cepat
datang kekampus. Kebayang wajahnya yang baik sama aku, yangs selalu
mengalah buat aku, yang selalu ku bentak-bentak, yang selalu ku
suruh-suruh. Aku nggak tau harus ngapain, ku lom sempat meminta maaf
sama dia. Bagaimana perasaanmu jika orang yang mencintai kamu, baik sama
kamu, selalu mengalah buatmu tiba-tiba pergi meninggalkanmu selamanya.
Dia takkan pernah kembali lagi padamu. Aku menangis sekuat-kuatnya, aku
ingat semua kebaikannya. Betapa teganya aku memperlakukan dia seperti
itu. Aku melampiaskan kemarahanku sama dia yang tak punya salah apa-apa.
“ Dia sangat mencintaimu La, kamu tau apapun dia lakuin buat kamu dan
dia juga udah menabung untuk pernikahan kalian nanti sedikit demi
sedikit”
“ Jadi dia serius sama aku?” tangisku makin pecah
“ Ya la, dia sangat menyayangi mu la”
Aku tersadar akan kesalahanku buat dia. Aku menyia-nyiakan kebaikan dan
kasih sayangnya. Aku tak pernah peduli perasaan dia, aku tak pernah
pedulikan kesehatan dia. Semua tugas-tugas ku berikan sama dia tanpa
memikirkan tugas dia and kuliah dia padahal kami beda jurusan. Setelah
keprgian dia rasanya hidupku hampa. Aku sudah tak punya semangat lagi
untuk kuliah, sekarang apa-apa aku yang melakukan sendiri termasuk
tugas-tugasku. Dua minggu ku lewati semua sendiri. Aku selalu ingat dia
selalu bersamanya, biasanya aku benci mendengar dia memanggilku jelek
sekarang aku kangen panggilan itu lagi. Aku kangen sama dia, kangen
banget. Pengen rasanya aku menyusul dia ke sana untuk bilang maaf n
bilang aku sayang banget sama dia. Tapi itu nggakkan mungkin terjadi
lagi. Berhari-hari sendirian tanpa Alfi sekarang Kevin mendekatiku lagi.
Dia minta kami balikan lagi.
“ Maaf Vin, cinta ini hanya untuk Alfi”
“ Pi dia udah nggak ada la”
Aku pergi meninggalkan Kevin, bukan maksud hati balas dendam sama Kevin
atas kelakuaknya tapi Alfi masih begitu nyata dihatiku. Siang ini ku
menyendiri lagi ditaman kampus sendirian. Aku kangen banget sama Alfi.
Tiba-tiab lamunanku dikangetkan dengan sebuah panggilan
“ Jelekkk”
“ Alfi” teriakku sambil menoleh mencari asal suara itu
“ Mikirin aku ya jelek?” tiba-tiba sosok Alfi dibelakangnya
Aku kanget banget melihat semua itu,
“ Kamu.....”
“ Alfi jelek,,lupa yah?
“ Bukankah kamu tu udah.....”terputus
“ Nggak ah, tu semua karangan teman-temanmu aja.”
“ Jadi kamu masih hidup?”
“ Nih masih berdiri didepanmu jelek, ternyata selain jelek kamu juga bodoh y”
Aku tak peduli lagi dengan kata-kata Alfi, ku peluk erat dia. Rasanya
aku sudah nggak mau lagi jauh-jauh dari dia. Aku menangis ketika tau dia
masih hidup.
“ Ih janan cengeng gitu ah, kangen ya ma aku?”
“ Biarin, jangan pernah tinggalkan aku lagi y bodoh, aku sayan banget ma kamu, maafi sikapku selama ini”
“ Udah ku maafkan kok jelek”
Tiba-tiba teman-temanku nongol
sambil senyum-senyum dan tak lama kemudian AKevinpun datang dengan Liza.
Mereka semua ketawa puas menyaksikan semua itu. Ku akui mereka sangat
pintar membuar cerita sedemikian rupa. Kini aku Keyla sangat mencintai
Alfi.Aku nggak mau mengulang kesalahan yang sama. Sekarang cintaku tulus
apa adanya buat dia.
Mula-mula mendatangkan euforia penyerahan diri,,,,
lalu hari berikutnya kau menginginkan lebih banyak...
Kau belum kecanduan, tapi kau menyukai sensasinya,,,
dan kau kira masih bisa mengendalikan semuanya...
Kau memikirkan orang yang kau cinta selama dua menit dan melupakan mereka selama tiga jam....
Tapi kemudian kau terbiasa dengan orang itu, dan mulai bergantung sepenuhnya pada mereka....
Sekarang kau memikirkannya selama tiga jam dan melupakannya selama dua menit....
Kalau ia tak ada, kau merasa seperti pecandu yang membutuhkan morfin....
Dan seperti halnya pecandu yang akan mencuri dan mempermalukan diri sendiri demi memenuhi kebutuhan mereka....
Dan kaupun bersedia melakukan segalanya dan apa saja demi CINTA" (The river piedra "I sat down and wept) ^_^
Suka>tahap1>> ibarat membeli sebuah baju, ini merupakan sifat pada tahap awal. "Mana mungkin kita membeli baju yang kita tidak sukai"
Sayang>tahap2>> selanjutnya, setelah memiliki (membeli) baju itu, kita sayang baju itu, sampai mencucinya pun benar-benar bersih dan menyetrikanyapun dengan rapi, memakai wangi-wangian, dan apik memakainya.
cinta>tahap3>> ini adalah merupakan tahap akhir, disaat baju itu memberikan sebuah kenyamanan padanya, orang-orang menyukainya dengan memakai baju itu. Banyak pujian akan baju itu. Entah warnanya, gambarnya, atau modelnya....
Jadi, cinta yang baik adalah yang menimbulkan efek positif. Mendapatkan komentar yang positif dari sahabat dan keluarga kita, dengan adanya dia, lalu mendorong kita untuk menjadi lebih baik. Baik dalam hal bekerja, berkuliah, ataupun sekolah. Memicu kita untuk lebih berprestasi. "Dan cintailah ia, dengan tak melebihi cintamu pada illahi...." okke ^_^